AHLI MAJLIS TERTINGGI GABUNGAN ANAK MUDA MELAYU BERSATU KINI SEDANG MENJUAL STICKER GAMB YANG HANYA BEHARGA RM 10 SAHAJA, SESIAPA BERMINAT BOLEHLAH BERHUBUNG DENGAN KETUA PENERANGAN PUSAT GAMB/ KETUA GAMB NEGERI MELAKA HULUBALANG UTAMA KEKANDA DS KD DI TALIAN 0134646354. KEPADA MASIH BELUM LAGI MENJADI AHLI BOLEHLAH MUAT TURUN BORANG KEAHLIAN DI LINK INI BORANG RASMI DAN MEMBAYAR YURAN RM 10 UNTUK PENDAFTARAN KEAHLIAN DAN RM 50 UNTUK YURAN SEUMUR HIDUP (YURAN SEUMUR HIDUP AKAN DAPAT STICKER SEKALI)
Tawakkal Seperti Burung dan Haiwan Melata
-
*Tawakkal Seperti Burung dan Haiwan Melata*
*Abu Numair*
www.ilmusunnah.com
Dari ‘Umar bin Al-Khaththaab radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu
‘alai...
9 years ago
Bingung, Itulah yang
ReplyDeletedirasakan keluarga Mustika Ningsih,
Buruh Migran Indonesia (BMI) asal
Jenang Kecamatan Majenang, Cilacap,
Jawa Tengah. BMI yang bekerja di
Malaysia tersebut hilang kontak selama
2 tahun, hingga kini Nining (begitu nama
panggilannya-red) belum diketahui
nasibnya.
Saking putus asanya, keluarga bahkan
sampai meminta bantuan paranormal
(dukun-red) untuk mendeteksi
keberadaan Nining.
“Saya sudah lapor ke aparat desa tapi
belum juga ada informasi. Saya juga
berkali-kali meminta bantuan ke
paranormal (dukun-red), juga tetap
belum ada kejelasan keberadaan anak
saya,” tutur Supariyah, orangtua Nining.
Supariyah mengaku sudah berkali-kali
mencoba menghubungi Nining yang kini
tengah bekerja di Malaysia. Namun,
nomor telepon seluler (ponsel/hp) yang
dulu diberikan kepada keluarga sudah
tidak aktif. Selain itu, keluarga juga
sudah berusaha melacak lewat teman-
teman Nining sedesa yang sama-sama
berada di Malaysia.
Keluarga hilang kontak semenjak Nining
berangkat ke Malaysia. Kebingungan
mulai melanda saat buruh migran
sekampung yang berangkat di waktu
bersamaan sudah mulai mengirimkan
uang ke keluarganya.
“Yang lain 4 bulan pertama sudah mulai
kirim. Anak saya malah tidak ada kabar
sama sekali,” ujarnya.
Yang membuat semakin trenyuh, Nining
meninggalkan satu anak perempuan
yang masih balita. Anak tersebut kerap
menanyakan kemana ibunya. Mendapati
pertanyaan seperti ini, tidak jarang
Supariyah hanya bisa menahan diri agar
terlihat tetap tegar dihadapan cucu
kesayangan dari satu-satunya anak yang
dia miliki.
“Biasanya kalau mau berangkat tidur
cucu saya bertanya di mana ibunya,
saya kadang bingung jawabnya,”
tuturnya sambil menahan tangis.
Untuk mencukupi kebutuhan hidupnya,
Supariyah berjualan sayur keliling
kampung. Sebab, suami Nining hanya
bekerja sebagai pekerja serabutan.
Terkadang ikut menjadi buruh
bangunan mapun buruh tani. Tentu
tidak cukup untuk memenuhi
kebutuhan tiga jiwa di keluarga
Supariyah.
“Saya berharap agar ada pihak yang
membantu kami menemukan anak saya.
Kami sudah putus asa mencarinya. Kami
hanya ingin tahu keberadaan Nining,”
harap Supariyah.